RSS
Facebook
Twitter

Minggu, 11 Maret 2012


Sering kita melihat beberapa teman kita atau remaja lainnya, kalau mereka bertemu dengan orang tua mereka atau mungkin di rumah sudah jarang bicara sesama anggota keluarga. Mereka lebih suka menyendiri, lebih suka berkomunikasi dengan hp, tablet, atau gadget mereka. Atau juga mungkin, pada saat mereka mau mengeluarkan pendapat mereka kepada orang tua mereka, orang tuanya tidak mau mendengar atau massa bodoh.

Komunikasi adalah kunci yang membuka hubungan harmonis antara orang tua dengan anak. Keluarga harus memiliki waktu cukup lama untuk berbincang-bincang dan mengembangkan keterbukaan antara orang tua dan anak. Tetapi terkadang pada masa anak menjadi remaja, komunikasi dengan orang tua berkurang. Remaja tidak lagi berkomunikasi sebanyak seperti ketika mereka belum menjadi remaja.

Alasan tidak berkomunikasi
Kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak remaja bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti orang tua yang sibuk dengan pekerjaan sehingga tidak ada waktu bagi anak untuk berbicara, atau orang tua yang harus tinggal di luar kota,luar negri untuk waktu yang lama oleh karena tugas dan pekerjaan kantor.

1. Orang tua kurang mendengarkan ide remaja.

Pada usia remaja, banyak sekali ide-ide dari anak remaja tentang kehidupannya. Bisa tentang hobbinya, teman-temannya, sekolahnya dan lain sebagainya. Orang tua tidak menerima pendapat remaja, bahkan tidak berusaha mengerti perasaan mereka dari sudut pandang si remaja. Ketika anak remaja mengungkapkan keinginan mereka, maksudnya adalah ada keinginan dari anak untuk berbicang-bincang dengan orang tua dan meminta mereka mendengarkan dengan simpatik, namun orangtua tidak mau mendengarkan.


2. Hubungan dengan teman-teman sebaya

Seiring dengan bertambahnya usia bertambah pula rasa keingintahuan dari anak remaja tentang segala hal. Biasanya mereka lebih sering banyak bertanya kepada teman-teman sebaya. Dengan seringnya komunikasi dengan teman-teman sebaya, perlahan demi perlahan komunikasi anak dengan orang tua akan berkurang sehingga anak remaja akan lebih terbuka dengan teman daripada dengan orang tua.

3. Orang tua tidak mendapatkan kepercayaan dari anak remaja

Banyak orang tua yang sama sekali tidak sensitive terhadap perasaan dan suasana dalam hati anak remaja mereka (mood). Mereka tidak menyadari apa yang dipikirkan dan dirasakan anak remajanya. Orang tua berbuat sesuatu buat anak mereka tanpa memperhitungkan pikiran dan perasaan remaja sehingga anak tidak bisa mengungkapkan perasaannya dengan baik. Ketika tidak bisa menyampaikan perasaannya kepada orang tua, maka anak akan kehilangan rasa kepercayaannya kepada orang tua.

4. Tidak adanya afeksi

Afeksi meliputi emosi atau perasaan yang ada antara anggota keluarga, bisa bersifat positif atau negatif. Afeksi positif antara anggota keluarga menunjukan hubungan-hubungan yang bersifat kehangatan emosional, afeksi, kasih sayang, dan sensitifitas. Anggota keluarga memperlihatkan mereka saling mengasihi satu sama lainnya. Afeksi negatif ditandai oleh emosi yang dingin, penolakan, dan rasa permusuhan. Anggota keluarga seperti tidak mengasihi mengasihi satu sama lain, seperti acuh tak acuh sama lain terhadap perasaan dan kebutuhan anggota keluarga lainnya

5. Ingin melepaskan diri

Dalam masa remaja, remaja berusaha untuk melepaskan diri dari pengasuhan orang tua dengan maksud untuk menemukan dirinya. Erikson menamakan proses tersebut sebagai proses mencari identitas ego. Maksudnya adalah remaja berusaha membuat pembentukan identitas, yaitu berusaha menjadi individualitas yang mantap, dan bisa berdiri sendiri.

Jadi bisa disimpulkan bahwa penyebab komunikasi yang kurang antara orang tua bisa disebabkan oleh perilaku anak remaja itu sendiri maupun akibat pola asuh dari orang tua.


0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.